diari · fiksimini · liputan · sastra · Uncategorized

Bubur Sumsum di Pinggir Rel Kereta

Sebut saja dia Mawar, gadis cilik yang hanya bercelana dalam. Dia bermain di pinggir rel Stasiun Tanah Abang. Badannya berdebu. Dia berlarian di dekat rumahnya, sebidang tanah yang dinyatakan ilegal. Dindingnya kardus ditambal terpal atau sobekan karung yang menempel di tembok. Yang penting tidak kehujanan. Musik favoritnya bukan yang biasa didengar di radio, tivi, hape,… Continue reading Bubur Sumsum di Pinggir Rel Kereta